“Duhh.. Benar ini? Apa tak ada kandidat lain yang lebih
pantas kah? TVRI ini. TV Nasional yang dibiayai uang publik. Kalau tadi TV
Swasta terserahlah. Kalau gininya gantinya ngapain @helmyyahya Capek-capek
diganti ya? Baiknya komisi 1 Fraksi @Pdemokrat segera pertanyakan ini. Biar
jelas,” tegas Jansen di akun Twitter @jansen_jsp.
Pelaku seni Kunto Hartono menegaskan, bahwa TVRI lebih tepat dipimpin Helmy Yahya ketimbang Iman Br.
“Lebih tepat @TVRINasional dipimpin oleh Mas @helmyyahya
dibanding @imanbr. Republik Ini memang membutuhkan orang gila untuk mewaraskan
orang waras. BTW, Majalah Playboy iku opo sejenis Doraemon atau Sincan kah Mas
@jansen_jsp..?? *KH*,” tulis drumer
kondang ini di akun @Kunto_Drummer
menanggapi pertanyaan @jansen_jsp.
Selain kontroversi soal latar belakang Iman Br sebagai
kontributor Playboy, di sosial media netizen menyebut Iman Br sebagai buzzer
penguasa, loyalis radikal Joko Widodo.
Direktur Program dan Berita TVRI yang dinonaktifkan
bersamaan dengan Helmy Yahya, Apni Jaya Putra, di akun Twitter @Apni pada
tanggal 27 Mei 2020 menulis: “Hidup Buzzer!!”. Iman Br dilantik pada tanggal
yang sama.
Sindiran keras dilontarkan Wakil Sekjen HKTI Tarli Nugroho.
Peneliti di Mubyarto Institute ini mengunggah kembali cuitan Iman Br di akun
Twitter @imanbr yang meminta pengkritik Jokowi tidak lewat jalan tol.
“Dirut TVRI yang baru. Semoga ia tak melarang kita mudik
dengan Zoom atau video call, karena yang membangun "tol langit"
(konon) adalah junjungannya,” tulis Tarli di akun @TarliNugroho.
Cuitan @imanbr yang sama juga diunggah kembali founder Dinar
Institute Sidi Abdullah. “Hari gini percaya @imanbr? Kapokmu kapan,” tulis Sidi
di akun @SidiAbdullah_.
Sebelumnya, wartawan senior Muchlis A Rofik mengingatkan,
bahwa Dewas TVRI bermasalah, di mana pemecatan Helmy Yahya ada proses yang
zalim dan tidak fair.
“Dewas TVRI itu bermasalah. Keputusan pemecatan Helmy masih
kisruh. Ada proses yang zalim, gak fair.
Kalo terus ada yang memanfaatkan kisruh biar masuk jadi direksi, itu
nggak sensitif. Ini bukan soal siapa dan kubu mana yang terpilih,” tulis
Muchlis di akun @muchlis_ar.
Iman Br sendiri menyatakan akan berpihak kepada publik dalam
menakhodai TVRI. “Dalam era digital kita tidak bisa menutupi siapa diri kita,
sejak awal saya tidak berbohong. Semua bisa dilihat jejak digital. Namun
percayalah saya mengikuti semua proses rekrutmen yang berat untuk kepentingan
bangsa, kepentingan hanya untuk publik bukan politik apalagi kelompok,” tulis
Iman di akun @imanbr.
@imanbr menambahkan: “Disamping itu, saya mengajak semua pihak terutama seluruh karyawan TVRI, agar kita membuktikan mampu bekerja dengan team work, professional, independen dan berpihak kepada publik.” (*)