Meskipun UAS dukung Prabowo, tapi dia mengaku bukan fans Prabowo. Dampak yang dia terima juga bukan semata-mata materi.
Pengakuan ini terungkap dalam acara Dialog Bersama UAS yang
bertajuk "Ulama dalam Pusaran Politik Indonesia". Dalam acara itu UAS
berdialog dengan ahli hukum tata negara Refly Harun.
Video dialog itu diunggah ke kanal YouTube Ustadz Abdul
Somad Official, Kamis (4/6/2020).
"Yang pertama, saya tidak menjadi fans orang, tapi ide
dan gagasan. Sehingga saya tidak kecewa, karena gagasan akan diperjuangkan oleh
siapapun," ucap UAS kepada Refly.
Alasan kedua, Ustaz Abdul Somad mengatakan tidak berpikir sendiri saat memutuskan mendukung Prabowo.
"Saya mendengarkan fatwa ulama. Mereka yang menyuruh
saya. Lalu kemudian ketika saya sampaikan dengan segala konsekuensinya saya
terima," ujarnya.
UAS menegaskan tidak ada kekecewaan sedikitpun pada dirinya
lantaran Prabowo pada akhirnya berganti haluan dan bergabung dengan Jokowi.
"Saya hanya melakukan yang perlu saya lakukan. Agar
umat tidak menyalahkan saya di masa akan datang. Agar saya tidak abu-abu, saya
bersikap, saya punya prinsip," kata UAS.
Ia menambahkan, "Walaupun di balik itu saya harus
membayar high cost, harga mahal dengan bully, kebencian, dengan putus
persahabatan. Jadi tidak ada kekecewaan sedikitpun."
Lalu Refly menyinggung soal beberapa kali UAS ditolak
melakukan ceramah.
Abdul Somad menceritakan beberapa BUMN yang membatalkan
acara yang melibatkan dirinya pasca menyatakan mendukung Prabowo.
"Ada satu BUMN yang sudah menyiapkan 3000 nasi kotak,
tiba-tiba membatalkan dua jam sebelum tablig akbar. Ada BUMN yang mengundang
saya setahun sebelumnya untuk hari ulang tahun, dibatalkan seminggu sebelum
hari H. Ada yang siap-siap umroh bersama saya 600 orang sudah siap tiketnya,
hotelnya, dibatalkan," tutur UAS.
Menanggapi cerita itu, Refly mengatakan, perlakuan yang
didapat UAS adalah diskriminatif.
Mantan komisaris utama Pelindo I itu berpendapat, negara
harus bersikap netral di tengah-tengah masyarakat dengan tidak mengelompokkan
tertentu karena berbeda pandangan politiknya.
"Itu perlakuan diskriminatif dan tidak equality before
the law. No matter anda dukung 01 atau 02, perlakuan harus sama, kan
begitu," kata Refly.
UAS mengaku tidak pernah bertemu dengan Prabowo setelah
kalah dalam pemilu dan menjadi Menteri Pertahanan.
"Saya tidak ada kontak, tidak ada bertemu, hanya tetap
mendoakan mudah-mudahan kita senantiasa istiqomah dalam lailahaillallah
muhammadarrasulullah," ucap UAS.
Refly juga bertanya kepada UAS apakah pernah bertemu Jokowi. Pedakwah ini pun mengaku tidak pernah bertemu dengan Jokowi hingga sekarang. (*)